Ketua MPR: Rasanya Seperti Tersambar Petir
Rabu, 8 Oktober 2014 11:17 WIB
Tribunnews/Dany Permana
Ketua
sementara MPR RI, Maymanah Umar (dua kiri) memberikan palu persidangan
secara simbolis kepada Ketua MPR RI yang baru, Zulkifli Hasan usai
pelantikan pimpinan MPR RI di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat,
Rabu (8/10/2014). Paket dengan ketua Zulkifli Hasan yang diusung Koalisi
Merah Putih akhirnya mengalahkan paket dengan ketua Oesman Sapta yang
diusung Koalisi Indonesia Hebat melalui proses voting yang digelar
anggota MPR. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR, Zulkifli
Hasan, mengaku sebelumnya ia tidak terpikirkan sama sekali akan
diusung Koalisi Merah Putih (KMP) minus Partai Persatuan Pembangunan
(PPP) sebagai kandidat Ketua MPR. Ia pun baru minta untuk mengajukan
diri, pada Selasa (7/10) malam sekitar pukul 20.00 WIB.
Kepada
wartawan usai dilantik menjadi Ketua MPR di gedung MPR, Komplek
Parlemen, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2014), Zulkifli mengatakan anjuran
untuk maju disampaikan oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP)
Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa.
"Saya baru tahu jam
sembilan malam diperintahkan oleh Ketua Umum untuk maju sebagai ketua
MPR. Rasanya seperti tersambar petir karena memang tidak punya
cita-cita," katanya.
Setelah melihat perkembangan politik di
komplek parlemen, dan setelah melalui berbagai pertimbangan, kader PAN
itu pun memutuskan untuk maju. Nama Zulkifli di usung oleh KMP, berama
empat orang Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid, Mahyudin, Evert Ernest
Mangindaan dan Oesman Sapta.
"Dicalonkan pimpinan DPR saja saya
mundur. Tetapi terakhir diminta oleh pak Hatta maju sebagai Wakil Ketua
MPR, sebetulnya saya tadinya juga keberatan, tapi karena tugas, itu
pantang bagi kita untuk menolak," katanya.
Ia menegaskan KMP
mengusung kader PAN sebagai Ketua MPR bukan lah merupakan hasil lobi,
akan tetapi murni spontanitas dan pertimbangan sejumlah petinggi partai
pendukung KMP.
Usulan KMP tentang paket pimpinan MPR, memenangkan
suara terbanyak dengan 347 suara, mengalahkan Koalisi Indonesia Hebat
(KIH) bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang hanya mendapatkan
330 suara.
Hasil tersebut cukup mengagetkan, karena sebelumnya
KIH yang mengklaim mendapat dukungan dari DPD dan belakangan juga
didukung PPP, diatas kertas suaranya jauh di atas KMP. Namun hasil akhir
menunjukan KMP mendapatkan suara terbanyak. (NURMULIA REKSO PURNOMO).